Purbalingga - Rumah Tahanan (Rutan) Purbalingga terus berupaya mendukung peningkatan wawasan dan kecerdasan masyarakat melalui pengelolaan Perpustakaan Pancasila. Sebagai salah satu fasilitas unggulan, perpustakaan ini menjadi sarana literasi yang tidak hanya bermanfaat bagi warga binaan, tetapi juga bagi masyarakat umum, Kamis(5/12/2024).
Kepala Rutan Purbalingga, Bluri Wijaksono, menegaskan pentingnya peran perpustakaan sebagai pusat informasi dan pendidikan. "Perpustakaan adalah jendela ilmu. Dengan mengoptimalkan Perpustakaan Pancasila, kami ingin memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk memperluas pengetahuan, menggali inspirasi, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih baik, " ujar Bluri.
Sebagai bentuk komitmen nyata, Rutan Purbalingga secara rutin mengadakan kegiatan literasi, seperti diskusi buku, pelatihan menulis, dan penyediaan koleksi bacaan yang terus diperbarui. Warga binaan dilibatkan aktif dalam kegiatan tersebut, di mana mereka diberi kesempatan untuk membaca, belajar, dan bahkan menulis karya mereka sendiri.
Menurut Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan Doni, kristianto, pengelolaan perpustakaan dilakukan dengan prinsip keterbukaan dan inklusivitas. "Kami ingin memastikan bahwa Perpustakaan Pancasila dapat diakses dengan mudah oleh semua pihak, baik warga binaan maupun masyarakat. Setiap buku yang kami miliki adalah modal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang diamanatkan dalam UUD 1945, " ungkap Doni.
Bluri Wijaksono menambahkan bahwa perpustakaan ini juga menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila.
"Melalui nama Perpustakaan Pancasila, kami ingin menegaskan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai luhur kebangsaan yang menjadi dasar kehidupan bermasyarakat, " tegasnya.
Dengan langkah ini, Rutan Purbalingga berharap dapat menjadi bagian dari upaya kolektif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Ke depan, berbagai program dan fasilitas perpustakaan akan terus ditingkatkan agar manfaatnya semakin dirasakan oleh masyarakat luas. "Ini bukan hanya tugas kami sebagai aparatur negara, tetapi juga wujud cinta kami kepada Indonesia, " tutup Bluri.